Dengan Donald Trump menjabat untuk kedua kalinya, Amerika mengklaim akan menetapkan arah untuk mengurangi pengeluaran, memotong defisit anggaran, dan menurunkan utang nasional. Secara teori, itu memang benar. Namun dalam praktiknya, kita menyaksikan "shutdown" lain, yang disebabkan oleh kurangnya pendanaan untuk lembaga federal dan pemerintah. Jika tidak ada defisit anggaran, tidak akan ada shutdown. Jelas bahwa sekali lagi, pemerintahan Trump tidak dapat mencapai kesepakatan dengan Demokrat, tetapi ini jauh dari satu-satunya tanda dari tujuan yang tidak tercapai yang ditetapkan oleh Trump.

Saya ingin mengingatkan Anda lagi bahwa Trump telah berulang kali mengkritik pemerintahan Biden (serta banyak presiden lainnya dan Demokrat pada umumnya) karena pengeluaran berlebihan yang telah menyebabkan peningkatan utang nasional AS secara terus-menerus. Di bawah slogan "Mari kita buat surplus anggaran, kurangi utang nasional, dan pulihkan kejayaan Amerika," Trump memulai perang dagang yang dimaksudkan untuk mengisi kas negara dengan "uang gratis." Perang dagang ini telah berlangsung selama enam bulan sekarang, dengan Trump mengumumkan perjanjian dagang yang menguntungkan hampir setiap hari, yang sudah ditandatangani atau akan segera ditandatangani "dalam waktu dekat," sementara IMF terus memprediksi pertumbuhan lebih lanjut dalam utang nasional AS.

Menurut perkiraan Dana Moneter Internasional, defisit anggaran AS akan melebihi PDB sebesar 7% setiap tahun hingga 2030. Kelebihan ini akan menjadi yang terbesar di antara semua negara yang dipantau oleh IMF. Tentu saja, IMF tidak hanya melacak negara-negara Afrika dan Asia dengan ekonomi lemah. Misalnya, Dana memprediksi bahwa rasio utang terhadap PDB akan segera memburuk di AS dibandingkan dengan Italia dan Yunani yang dilanda krisis. Dengan kata lain, Italia dan Yunani telah menyadari kebiasaan pengeluaran mereka, menyadari bahwa mereka menghabiskan lebih dari yang mereka hasilkan, dan mengambil langkah konkret untuk mengurangi pengeluaran.

Analisis Gelombang EUR/USD:

Berdasarkan analisis EUR/USD, saya menyimpulkan bahwa instrumen ini terus membangun tren naiknya. Saat ini, pasar sedang dalam jeda, tetapi kebijakan Donald Trump dan The Fed tetap menjadi faktor signifikan dalam penurunan dolar AS. Target untuk segmen tren saat ini dapat mencapai angka 25. Saat ini, kita dapat mengamati pembentukan gelombang korektif 4, yang mengambil bentuk yang sangat kompleks dan memanjang. Oleh karena itu, dalam waktu dekat, saya masih akan mempertimbangkan hanya untuk membeli. Pada akhir tahun, saya mengharapkan euro naik ke 1,2245, yang sesuai dengan 200,0% pada skala Fibonacci.

Analisis Gelombang GBP/USD:

Gambar gelombang untuk instrumen GBP/USD telah berubah. Kami terus berurusan dengan segmen tren impulsif naik, tetapi struktur gelombang internalnya menjadi lebih kompleks. Gelombang 4 mengambil bentuk tiga gelombang, dan strukturnya secara signifikan lebih panjang daripada gelombang 2. Struktur tiga gelombang turun lainnya diperkirakan telah selesai, tetapi bisa menjadi lebih rumit. Jika memang demikian, pergerakan naik instrumen dalam struktur gelombang global dapat dilanjutkan dengan target awal sekitar angka 38 dan 40, tetapi koreksi sedang berlangsung saat ini.

Prinsip Utama Analisis Saya:

1. Struktur gelombang harus sederhana dan jelas. Struktur yang kompleks sulit untuk diperdagangkan dan sering menyebabkan perubahan.
2. Jika tidak ada keyakinan dalam kondisi pasar, lebih baik tidak masuk ke pasar.
3. Tidak pernah ada kepastian 100% tentang arah pergerakan. Selalu ingat untuk menggunakan perintah stop-loss.
4. Analisis gelombang dapat digabungkan dengan jenis analisis dan strategi trading lainnya.